Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Desain Pemanfaatan Kulong Kebintik





Fadillah Sabri – Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung
Muhammad Novriyansyah – Universitas Gadjah Mada
📘 Dimuat dalam Jurnal Media Komunikasi Teknik Sipil, Vol. 29, No. 1, 2023
🔗 Baca versi lengkap di sini

 🧭 Latar Belakang

Pulau Bangka dikenal dengan ratusan kulong, yaitu kolam besar hasil dari aktivitas penambangan timah di darat. Setelah aktivitas tambang berhenti, cekungan tersebut terisi oleh air hujan dan limpasan permukaan, membentuk kolam alami yang menyimpan potensi besar sebagai sumber daya air maupun kawasan produktif.

Salah satunya adalah Kulong Kebintik, yang terletak di Desa Kebintik, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah. Berdasarkan pendataan, kulong ini memiliki luas 2,335 hektare, kedalaman hingga 8,25 meter, dan volume tampungan mencapai 61.022,5 m³.

Namun, bagaimana cara menentukan pemanfaatan terbaik kulong tersebut — apakah untuk sumber air baku, perikanan, atau wisata air?
Untuk menjawab hal itu, penelitian ini menggunakan pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP).


🔍 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Menilai potensi air dan lahan sekitar Kulong Kebintik.

  2. Menentukan desain pemanfaatan terbaik berdasarkan berbagai kriteria teknis dan sosial.

  3. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah dalam pengelolaan sumber daya kulong secara berkelanjutan.


⚙️ Metodologi Penelitian

Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan analisis gabungan antara:

  • Model NRECA untuk menghitung ketersediaan air, dan

  • Metode AHP untuk menentukan prioritas pemanfaatan.

Empat kriteria utama dalam analisis AHP adalah:

  1. Ketersediaan air,

  2. Kualitas air,

  3. Keinginan masyarakat, dan

  4. Biaya pelaksanaan.

Sumber data berasal dari Dinas PUTRP Kabupaten Bangka Tengah, BMKG Pangkalpinang, serta survei persepsi masyarakat di sekitar kulong.


💧 Hasil Analisis Ketersediaan dan Kualitas Air

Hasil perhitungan model NRECA menunjukkan:

  • Debit rata-rata bulanan Kulong Kebintik sebesar 114,7 liter/detik.

  • Debit maksimum terjadi pada bulan Desember (203,7 liter/detik) dan minimum pada Agustus (27,6 liter/detik).

Dari hasil uji laboratorium kualitas air, Kulong Kebintik tergolong air payau dengan salinitas 8,7‰ dan kesadahan 7,739 mg/L. Kondisi ini membuatnya kurang layak untuk air baku rumah tangga tanpa pengolahan tambahan, namun sangat potensial untuk perikanan air payau.


🧩 Analisis AHP: Menentukan Prioritas Pemanfaatan

Melalui pembobotan kriteria AHP, diperoleh hasil sebagai berikut:

Kriteria Bobot Prioritas
Ketersediaan air 50%
Biaya 27%
Kualitas air 14%
Keinginan masyarakat 9%
KriteriaBobot Prioritas
Ketersediaan air50%
Biaya27%
Kualitas air14%
Keinginan masyarakat9%

Kemudian, dari ketiga alternatif pemanfaatan (air baku, wisata, dan perikanan), diperoleh hasil akhir sebagai berikut:

Alternatif PemanfaatanNilai PrioritasPeringkat
Perikanan39%🥇 1
Pariwisata / Rekreasi32%🥈 2
Sumber Air Baku29%🥉 3

Dengan demikian, pemanfaatan paling ideal Kulong Kebintik adalah untuk budidaya perikanan air payau.
Hal ini didukung oleh kondisi salinitas, kedalaman kulong, dan potensi debit air yang memadai sepanjang tahun.


🌱 Rekomendasi

  • Pemanfaatan utama: perikanan air payau (keramba jaring apung dan budidaya organik terpadu).

  • Pemanfaatan pendukung: wisata edukatif dan konservasi air.

  • Pemanfaatan terbatas: sumber air baku (dengan teknologi pengolahan).

Pendekatan ini diharapkan dapat mendukung pembangunan ekonomi masyarakat lokal, sekaligus menjaga kelestarian ekosistem pascatambang.


🕌 Nilai Filosofis: Air sebagai Amanah

Air bukan hanya sumber kehidupan, tapi juga amanah yang harus dijaga. Seperti firman Allah SWT:

“Dan Kami jadikan dari air segala sesuatu yang hidup.”
(QS. Al-Anbiya: 30)

Kulong Kebintik menjadi contoh nyata bagaimana sumber daya air bekas tambang dapat dikelola dengan ilmu, inovasi, dan nilai keberlanjutan untuk kemaslahatan masyarakat.


📚 Sitasi

Sabri, F., & Novriyansyah, M. (2023). Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Desain Pemanfaatan Kulong Kebintik.
Media Komunikasi Teknik Sipil, 29(1), 103–112.
DOI: 10.14710/mkts.v29i1.53977


Contoh Perhitungan NRECA pada Kulong