Mengupas Peran Holistik Teknik Sipil di Industri Petrokimia (Recap Alumni Talks Series #5)



Alhamdulillah, kita baru saja menyelesaikan agenda Alumni Talks Series #5. Pada kesempatan kali ini, diskusi kita mengangkat tema yang sangat menarik dan mungkin belum banyak terekspos di bangku kuliah, yaitu "The Role of Civil Engineering Holistically in Petrochemical Manufacture" atau peran teknik sipil secara menyeluruh dalam industri manufaktur petrokimia.

Jika biasanya kita membayangkan lulusan Teknik Sipil bekerja di proyek konstruksi gedung, jalan raya, atau jembatan, diskusi kali ini membuka wawasan baru. Narasumber kita, Bang Muhammad Fazhlul Rahman, S.T. (Alumni Teknik Sipil UBB angkatan 2015), membagikan pengalamannya bekerja di salah satu perusahaan petrokimia terkemuka, AGC Group Chemical.

Buat teman-teman yang ketinggalan live-nya, berikut saya rangkum poin-poin daging dari diskusi kita kemarin.

Bukan Sekadar Membangun, Tapi Menjaga Keberlanjutan Produksi

Satu insight utama dari Bang Fazhlul adalah bahwa di industri petrokimia, peran civil engineer tidak berhenti saat bangunan selesai berdiri. Justru tantangan besarnya ada pada tahap maintenance (pemeliharaan).

Pabrik petrokimia beroperasi 24 jam non-stop. Tugas kita sebagai engineer sipil adalah memastikan infrastruktur penunjang tidak mengalami kegagalan yang bisa menghentikan produksi (shutdown). Infrastruktur ini mencakup banyak hal, mulai dari:

  • Struktur Penunjang Mesin: Pondasi mesin-mesin besar seperti kompresor yang menghasilkan getaran tinggi.

  • Fasilitas Lingkungan: Waste Water Treatment Plant (WWTP) dan sistem sewer (saluran) yang harus didesain agar tidak mencemari lingkungan.

  • Infrastruktur Transportasi: Jalan akses alat berat hingga Jetty (dermaga) untuk kapal-kapal besar pengangkut bahan baku/produk.

Tantangan Unik di Lapangan

Bang Fadul juga bercerita mengenai tantangan teknis yang unik. Misalnya, saat menangani perbaikan pondasi di area yang tanahnya lunak (soft soil), atau bagaimana struktur beton dan baja harus dilindungi dari korosi karena paparan bahan kimia yang keras.

Selain aspek teknis, aspek Safety (K3) adalah harga mati. Budaya safety seperti Lock Out Tag Out (LOTO) dan izin kerja yang ketat menjadi makanan sehari-hari. Ini menunjukkan bahwa civil engineer di industri ini harus memiliki mindset keselamatan yang sangat tinggi, lebih dari sekadar menghitung beban struktur.

Asset Integrity Management

Istilah ini mungkin terdengar asing bagi mahasiswa baru, tapi Bang Fadul menekankan pentingnya Asset Integrity Management. Intinya adalah bagaimana kita mengelola aset (bangunan, jembatan pipa, tangki) agar tetap layak fungsi sepanjang umur layanannya. Ini melibatkan inspeksi rutin, perbaikan preventif, dan manajemen risiko untuk mencegah kecelakaan industri yang fatal.

Pesan untuk Mahasiswa dan Alumni

Di sesi tanya jawab, banyak diskusi menarik soal prospek kerja. Ternyata, peluang lulusan Teknik Sipil itu sangat luas! Tidak melulu harus jadi kontraktor atau konsultan murni. Industri Oil & Gas, pertambangan, hingga manufaktur seperti petrokimia sangat membutuhkan keahlian kita.

Bagi adik-adik mahasiswa angkatan 2025 yang baru bergabung, jangan minder! Bang Fazhlul adalah bukti bahwa alumni UBB bisa bersaing di perusahaan multinasional. Kuncinya adalah terus belajar, upgrade skill (termasuk software dan bahasa Inggris), serta aktif berorganisasi.

Tonton Diskusi Lengkapnya

Diskusi malam itu ditutup dengan info menarik dari Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HMTS) tentang acara Civil Festival (Confest) yang akan datang. Kolaborasi antara alumni, prodi, dan mahasiswa seperti ini yang harus terus kita jaga.

Untuk teman-teman yang ingin menyimak materi lengkap dan sesi tanya jawab yang lebih detail, silakan tonton rekaman lengkapnya di kanal YouTube saya di bawah ini:

Tonton Video Alumni Talks Series #5 di Sini

Terima kasih kepada semua yang sudah hadir. Sampai jumpa di Alumni Talks Series berikutnya!

Salam, Muhammad Novriyansyah Pj. Alumni Talks Series | Sekretaris IKTS UBB