Berikut adalah proses pembuatan rumah :
A. Perencanaan Rumah :
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan owner atau pemilik dalam
merencanakan sebuah bangunan rumah antara lain :
- Gambar Kerja
Gambar sebagai visualisasi rencana rumah yang akan dibangunkan sangat
diperlukan untuk mendapatkan rumah idaman sesuai kebutuhan dan keinginan.
Gambar rencana bisa diperoleh dari arsitek. Dengan gambar
sebagai panduan dalam pekerjaan, maka pelaksana/pemborong bisa dengan mudah dan
cepat membuat rumah yang diinginkan pemilik.
Gambar kerja terdiri dari:
i.
Denah
ii.
Tampak bangunan (depan, belakang,
samping kiri, samping kanan)
iii.
Potongan (Melintang dan Membujur)
v.
Instalasi Listrik & Plafond
vi.
Utilitas (Air bersih, air kotor,
limbah)
vii.
Detail-detail
2. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Setelah gambar rencana bangunan selesai dan sesuai apa yang diinginkan,
proses selanjutnya adalah perhitungan rencana anggaran biaya. Dengan RAB ini
kita akan mengetahui prediksi jumlah biaya yang harus disediakan, sehingga
tidak terjadi kendala keuangan dipertengahan proses pembangunan. RAB sendiri
bisa diminta kejasa arsitek atau perencana
sebagai satu kesatuan dari gambar kerja. Tapi itu tergantung anda, apakah ingin
satu paket atau dipisahkan.
3. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Dalam mendirikan bangunan, legalitas yang perlu ada adalah Surat Izin
Mendirikan Bangunan dari instansi pemerintah terkait.
4. Memilih Kontraktor /Pelaksana
Setelah kita memiliki gambar kerja, hitungan RAB, dan Surat izin mendirikan
bangunan (IMB), maka proses selanjutnya adalah memilih siapa yanga akan
melaksanakan proses pembangunan rumah. Dalam hal ini, perlu ketelitian dan
ketepatan karena perlu tanggungjawab besar untuk melaksanakan pekerjaan.
Kontraktor/pelaksana harus berkompeten dan berpengalaman dalam hal membangun
rumah. Tidak jarang ditemukan suatu pekerjaan rumah tidak berkualitas dan
terbengkalai karena kontraktor pelaksananya tidak bertanggung jawab.
Ada beberapa sistem dalam pelaksanaan pembangunan, antara lain :
Ada beberapa sistem dalam pelaksanaan pembangunan, antara lain :
a)
Borongan
Tenaga dan Material
Dalam sistem ini pembangunan rumah sepenuhnya diserahkan kepada kontraktor seperti penyediaan tukang dan material sehingga biaya yang dikeluarkan pemilik biasanya lebih besar. Karena discount dari pembelian material menjadi milik kontraktor.
Dalam sistem ini pembangunan rumah sepenuhnya diserahkan kepada kontraktor seperti penyediaan tukang dan material sehingga biaya yang dikeluarkan pemilik biasanya lebih besar. Karena discount dari pembelian material menjadi milik kontraktor.
b)
Borongan
Tenaga
Sistem ini mengharuskan pemilik rumah untuk terlibat langsung dalam proses pembangunan rumah. Pemilik harus melakukan order bahan bangunan yang akan dipakai untuk pembangunan rumah. Disini pemilik rumah harus mengawasi alannya pembangunan, karena apabila ada ketidaksesuaian gambar maka bisa langsung diambil keputusan yang terbaik.
Sistem ini mengharuskan pemilik rumah untuk terlibat langsung dalam proses pembangunan rumah. Pemilik harus melakukan order bahan bangunan yang akan dipakai untuk pembangunan rumah. Disini pemilik rumah harus mengawasi alannya pembangunan, karena apabila ada ketidaksesuaian gambar maka bisa langsung diambil keputusan yang terbaik.
c)
Tenaga
Harian
Pelaksanaan pekerjaan menggunakan tenaga yang dibayar harian sesuai dengan standar upah ditempat tersebut. Sebaiknya pekerja yang dipakai memiliki keahlian dan pengalaman, sehingga kualitas pekerjaan bisa dijaga.
Pelaksanaan pekerjaan menggunakan tenaga yang dibayar harian sesuai dengan standar upah ditempat tersebut. Sebaiknya pekerja yang dipakai memiliki keahlian dan pengalaman, sehingga kualitas pekerjaan bisa dijaga.
Setelah proses diatas terpenuhi, maka tinggal pelaksanaan
dilapangan. Lebih baik anda memiliki time schedule pelaksanaan
untuk mengontrol jalannya pembangunan. Ketepatan waktu sangat diperlukan untuk
menekan biaya pelaksanaan.
B. Pelaksanaan Pembangunan Rumah Berikut beberapa tahap dalam pelaksanaan pembangunan rumah :
Berikut beberapa tahap dalam pelaksanaan pembangunan rumah :
I.
Pekerjaan Awal
1. Pengukuran
Yang
dimaksud dengan pengukuran adalah sebelum memulai pekerjaan, untuk menentukan
posisi dari bangunan dilakukan pengukuran batas-batas, volume pengukuran adalah
dihitung dg satuan lumpsum, missal diperkirakan dikerjakan 2 hari dengan 2
tukang, sehingga perhitungan sbb ,upah tukang Rp.50.000, maka biaya 50.000 x 2
x 2 = Rp. 200.000.
2. Bowplank
Digunakan
untuk membantu menentukan As atau letak titik dari bangunan, dengan cara
membuat pagar menggunakan papan 2/15 dipaku pada kayu ukuran 5/7 sebagai tiang,
dibuat dengan jarak 1 meter dari as bangunan dipasang keliling bangunan.
Misal rumah
ukuran 6 x 7 , maka volume bowplank adalah (6+1+1)+(7+1+1)=17 m.
Harga dan
kebutuhan material dapat dilihat pada Analisa pekerjaan.
II.
Pekerjaan Galian dan
urugan
1.
Galian
Adalah
pekerjaan menggali yang berhubungan dengan pembuatan pondasi, dalam dan
lebarnya pondasi
ditentukan oleh type pondasi.
Misal lebar bawah pondasi
70 cm, maka lebar dari galian adalah 70 cm ditambah kiri 10 cm kanan 10 cm
menjadi 70 + 20 = 90 cm, sedangkan kedalaman galian juga ditentukan oleh
keadaan tanah baik, tetapi kalau kondisi tanah biasa umumnya kedalaman galian
70 cm, maka volume galian adalah 0.9 m x 0.7 m x panjang pondasi = satuan m3,
sedangkan untuk menentukan berapa jumlah tenaga atau upah dapat dilihat analisa
pekerjaan galian.
2.
Urugan
Adalah
pekerjaan mengurug lantai bangunan, volume dihitung luas bangunan dikalikan
tinggi urugan satuan m3, kebutuhan material urugan dan jumlah tenaga atau upah
dapat dilihat padaanalisa pekerjaan.
3.
Mengurug kembali
Adalah
mengurug bekas galian pondasi,
volume biasanya dihitung 1/3 dari volume galian, contoh volume galian 60 m3
maka urugan kembali adalah 60 m3/3 = 20 m3.
III.
Pekerjaan Pondasi
1.
Lantai Kerja
Adalah
suatu item pekerjaan yang lokasinya dibawah pondasi
(lihat pondasi Rumah), lantai
kerja dapat berupa urugan pasir dengan tebal 10 cm, pasangan batu kali kosong,
atau beton dengan campuran 1:3:5 tebal 5 s/d 10 cm. cara perhitungan adalah
luas dikalikan tebal dengan satuan m3, kebutuhan material dan upah lihat
analisa pekerjaan.
2.
Pasangan Pondasi
Pondasi yang kami
maksudkan disini adalah pondasi
batu kali (stal) untuk bangunan rumah lantai 1, cara menghitung volume hitung
semua panjang pondasi
kemudian dikalikan tinggi pondasi,
dan dikalikan (lebar atas+lebar bawah dibagi 2), satuan m3.
Contoh: panjang
seluruh pondasi 50 meter, tinggi
pondasi 0,7 meter, lebar
atas pondasi 0.3 meter lebar
bawah pondasi 0.7 meter, maka
volumenya adalah 50 x 0,7 x ((0,3+0,7)/2) = 17,5 m3.
IV.
Pekerjaan Beton
1.
Sloof
Yang
dimaksud dengan sloof adalah struktur bangunan yang berada diatas pondasi untuk lebih
jelas lihat sloof rumah lantai 1 dan 2.
Cara menghitung
volume sebagai berikut : untuk volume beton panjang total sloof x lebar x
tinggi = satuan m3.
Untuk
perhitungan jumlah besi beton, pertama yang dicari adalah jumlah begel, dengan
cara panjang total sloof dibagi jarak begel ditambah 1 = jumlah begel, jumlah
begel dikalikan panjang satu begel = panjang total besi beton yang dibutuhkan.
Misal sloof
15/20, begel d 8 – 15, panjang total 25 meter, jumlah begel = (25/0.15)+1=167,6
bh = 168 bh, sedangkan panjang satu begel = ((15 -5)x 2)+((20-5) x 2)= 50 cm,
maka total besi beton untuk begel adalah 0,5 x 168 = 84 meter, satu batang besi
beton panjang standar adalah 12 m, 84/12= 7 batang. Untuk menghitung besi beton
tulangan pokok yaitu dengan cara jumlah tulangan pokok dikalikan panjang total.
Sedangkan untuk
perhitungan RAB besi beton tidak dihitung,yang ditampilkan adalah volume beton.
2.
Kolom
Cara
menghitung Volume adalah tentukan atau hitung jumlah kolom kemudian dikalikan
tinggi kolom,sehingga mendapat total panjang kolom x lebar x tinggi = volume
kolom satuan m3.
3.
Ring balk.
Cara
menghitung volume sama dengan perhitungan sloof dan kolom
V.
Pekerjaan Dinding
1.
Pasangan Bata.
Dinding
pasangan bata ada 2 cara menghitung yaitu dengan cara perhitungan luas dan dengan
cara perhitungan isi, untuk perhitungan isi jarang sekali digunakan, akan
tetapi bila suatu saat dibutuhkan dengan cara perhitungan isi, caranya adalah
luas x tebal, untuk tebal tergantung jenis pasangan bata, pasangan 1 bata atau
½ bata ,untuk ukuran 1 bata yaitu 30 cm sedangkan ukuran ½ bata 15 cm.
Cara menghitung
luas pasangan bata adalah sebagai berikut, pertama hitung keliling dari
dinding, kalikan dengan tinggi dinding, dan dikurang luas dari daun
jendela,daun pintu,boven, satuan m2.
2.
Plesteran
Volume
plesteran adalah 2 x dari volume pasangan bata.
3.
Acian
Sama
dengan cara menghitung volume plesteran tetapi dikurangi, daerah yang tidak di
aci seperti dinding keramik dll.
4.
Sponengan atau tali air
Sponengan
atau tali air adalah batas antara kusen dan plesteran, bila lebar kusen kurang
dari lebar dinding (15 cm) maka batas antara kusen dan plesteran disebut
sponengan, sedangakan bila lebar kusen sama dengan lebar dinding maka batas
antara kusen dan plesteran disebut tali air.
VI.
Pekerjaan Kusen dan
Pintu, Jendela
1.
Pembuatan Kusen
Cara
perhitungan kusen pada RAB ada 2 macan yaitu dengan satuan jadi, atau m3, untuk
satuan m3 yaitu hitung semua panjang dari bahan pembuat kusen kemudian
dikalikan dengan tebal dan lebar dari kayu, satuan m3.Kebutuhan material dan
upah dapat dilihat pada analisa pekerjaan.
2.
Daun Pintu.
Daun
pintu ada beberapa macam, missal daun pintu panil atau doble plywood, dalam
perhitungan volume untuk RAB biasanya di hitung perunit.
3.
Pasang Kusen Pintu dan
Jendela
Volume
pemasangan bermacam-macam, antara lain dg cara panjang keliling kusen,
perlubang, atau perunit.
4.
Pasang Daun Pintu dan
Jendela
Volume
pemasangan dihitung perunit, diluar pemasangan kunci tanam, hak angin, slot.
VII.
Pekerjaan Rangka Atap.
1.
Pembuatan Kuda-Kuda
Volume
dihitung dengan satuan m3, yaitu panjang total bahan dikalikan dimensi kayu
yang dipakai.
Contoh, panjang
total bahan yang digunakan untuk kuda-kuda adalah 25 meter kayu yang digunakan
8/12 maka volume adalah 25 x 0.08 x 0.12 = 0.24 m3.untuk harga dapat dilihat
analisa pekerjaan.
2.
Pembuatan Gording.
Yang
dimaksud dengan pembuatan gording adalah pembuatan sambungan antara gording,
satuan adalah m3, cara mencari volume sama dengan cara mencari volume pada
perhitungan kuda-kuda.
3.
Pembuatan Jurai.
Sama
dengan pembuatan gording,
4.
Pembuatan Balok Nok.
Sama
dengan pembuatan gording, dan Jurai. Untuk ketiga item pekerjaan tersebut
dimensi kayu biasanya sama hanya letak saja yang membedakan nama item
pekerjaan.
5.
Pasang Kuda-kuda.
Yang
dimaksud pasang kuda-kuda biasanya disebut erextion kuda-kuda, adalah
pemasangan kuda-kuda dilokasi tempatnya kuda-kuda. Tidak membutuhkan material
tambahan karna kuda-kuda dipasang setelah dibuat. Biaya biasanya diambil 50 %
dari biaya pembuatan kuda-kuda. Begitu juga untuk pemasangan jurai,gording,balok
nok. Satuan volumenya adalah m3.
6.
Pasang Papan Suri.
Yang
dimaksud dengan papan suri adalah, papan yang letaknya diatas balok nok, yang
berfungsi untuk menahan kerpus, ukuran yg digunakan biasanya 2/20 dapat juga
lebih kecil atau lebih besar sesuai kebutuhan dilapangan. Satuan volumenya
adalah m’.
7.
Pasang Usuk.
Usuk
biasanya menggunakan kayu ukuran 4/6 atau 5/7, yg sering digunakan adalah kayu
ukuran 5/7, untuk atap yg menggunkan asbes atau seng tidak memakai usuk, cukup
dengan gording. Perhitungan usuk yaitu luas dengan satuan m2. kebutuhan
matererial dan upah lihat analisa pekerjaan.
8.
Pasang Alumunium poil.
Pemasangan
alumunium poil dimaksudkan untuk mengurangi panas dan mencegah tampias saat
terjadi hujan yang disertai angin, bahan yang digunakan tidak mutlak alumunium
poil, dapat diganti dengan karpet atau seng plat. letak alumunium poil adalah
diantara usuk dan reng. Satuannya adalah m2.
9.
Pasang Reng.
Reng
ukuran yang digunakan ada dua macam yaitu 2/3 atau ¾,tergantung jenis genteng
yang dipakai, untuk genteng beton biasanya menggunakan ukuran ¾ , perhitungan
reng adalah sama dengan menghitung usuk yaitu luas dengan satuan m2.(luas reng
sama dengan luas dari usuk).
10.
Pasang Genteng
Genteng
ada beberapa jenis, akan tetapi yang umum adalah genteng beton dan genteng
keramik. Perhitungan volume adalah luas dengan satuan m2. biasanya sama dengan
luas reng maupun usuk.
11.
Pasang talang
Talang
ada beberapa jenis bahan yang digunakan, talang seng, talang PVC, talang beton,
untuk setiap jenis bahan cara perhitungan volume berbeda-beda, untuk talang
yang terbuat dari seng volume nya adalah luas dengan satuan m2, talang yang
terbuat dari PVC volumenya adalah panjang dengan satuan m’, sedangkan untuk
talang beton dapat dihitung dengan m3 ataupun m2.
12.
List plank
List
plank ada beberapa jenis bahan yang digunakan, yaitu bahan dari kayu, beton,
pvc, fiber dll, tetapi saat ini list plank yang sering digunakan adalah terbuat
dari kayu dan beton, perhitungan volume ada yang menggunakan m’,m2,m3.
perhitungan volume tidak mengikat.
VIII.
Pekerjaan Penggantung
dan Pengunci.
1.
Rangka Plafond
Rangka
plafon ada beberapa jenis bahan yang digunakan, yaitu rangka kayu 4/6, rangka
besi (bermacam-macam). Untuk perhitungan volume kalau menggunkan kayu biasanya
dihitung luas, sedangkan untuk besi dihitung dengan berat (kg).
2.
Pasang Plafon
Plafon
bermacam-macam dari jenis bahan yang digunakan, seperti, bahan kayu, eternit,
asbes plat, plywood, gibsum dll, untuk perhitungan volume adalah luas dengan
satuan m2.
3.
Pasang Kunci tanam,
grendel, hak angin.
Perhitungan
menggunkan satuan unit, atau buah.
4.
\
.
Pasang Kaca
Pemasangan
kaca yaitu dengan perhitungan luas satuan m2.
5.
List plafond
Yang
dimaksud dengan list plafon adalah list yang berada dipinggir pertemuan antara
plafond dengan dinding, tujuan pemasangan list, agar terlihat rapi. Satuan
volume adalah m’
IX.
Pekerjaan Lantai dan
keramik.
1.
Beton Lantai 1:3:5
Yang
dimaksud dengan beton lantai, biasanya disebut floor, atau plesteran lantai,
tebal beton lantai untuk rumah tinggal mulai dari 5 cm sampai dengan 10 cm.
sebelum lantai diplester sebaiknya diberi urugan pasir setebal 10 cm. Untuk
perhitungan volume lantai beton m3, tetapi kadang-kadang ada yang membuat m2.
2.
Pasang keramik lantai
utama dan wc.
Pemasangan
keramik lantai volume yang digunakan adalah luas dg satuan m2.
3.
Pasang Keramik Dinding.
Pemasangan
keramik dinding volume yang digunakan adalah luas dg satuan m2.
X.
Pekerjaan Sanitasi
1.
Pasang Saluran air
bersih pvc ¾”.
Perhitungan
volume adalah panjang dengan satuan m’.
2.
Pasang Saluran Air
kotor pvc 4″
Perhitungan
volume adalah panjang dengan satuan m’.
3.
Pasang Closet, kran
Perhitungan
volume adalah buah atau unit.
4.
Pembuatan Septick tank
atau beerput.
Septick
tank atau beerput adalah suatu tempat untuk menampung kotoran manusia,
perbedaan septick tank dan beerput adalah dari bentuk mdan bahan yang digunakan
akan tetapi fungsinya sama.
Septick tank
bahan yang digunakan adalah pasangan bata, dengan ukuran persegi panjang,
sedangkan kalau beerput bahan yang digunakan buis beton diameter 80 cm s/d 90
cm. biasanya perhitungan volume adalah unit (lansung jadi).
5.
Saluran Peresapan atau
Sumur Peresapan.
Saluran
peresapan atau sumur peresapan adalah suatu bangunan yang berfungsi sebagai
peresapan air dari buangan septick tank. Volume perhitungan adalah unit.
XI.
Pekerjaan Phinising.
1.
Pekerjaan Cat tembok,
plafon, kusen, daun pintu dan jendela.
Perhitungan
Volume nya adalah luas dengan satuan m2.
XII.
Pekerjaan Instalasi
listrik.
Pekerjaan
instalasi listrik volume pekerjaan menggunakan titik, sedangkan harga sesuai
dengan ketentuan PLN.
XIII.
Pembersihan Akhir.
Yang
dimaksud dengan pekerjaan pembersihan akhir, adalah pekerjaan pembersihan sisa
sisa material atau kotoran-kotoran aikibat dari pekerjaan, seperti pembersihan
kamar mandi, lantai, kusen dari debu-debu, karna volumenya tidak bisa dihitung
maka menggunakan satuan LS atau lump
sum.
mantab,detailnya
BalasHapuskemahalan anggarannya bung...
BalasHapus