Muhammad Novriyansyah

Terus Belajar, Terus Berkembang !

Water Resource Management

Life

Post Page Advertisement [Top]

Proses Pembuatan Rumah

Proses Pembuatan Rumah

 Berikut adalah proses pembuatan rumah :

A.    Perencanaan Rumah :

Ada beberapa tahap yang harus dilakukan owner atau pemilik dalam merencanakan sebuah bangunan rumah antara lain :
  1.  Gambar Kerja

Gambar sebagai visualisasi rencana rumah yang akan dibangunkan sangat diperlukan untuk mendapatkan rumah idaman sesuai kebutuhan dan keinginan. Gambar rencana bisa diperoleh dari arsitek. Dengan gambar sebagai panduan dalam pekerjaan, maka pelaksana/pemborong bisa dengan mudah dan cepat membuat rumah yang diinginkan pemilik.
Gambar kerja terdiri dari:       
        i.            Denah
      ii.            Tampak bangunan (depan, belakang, samping kiri, samping kanan)



    iii.            Potongan (Melintang dan Membujur)


    iv.            Rencana Struktur (Pondasi, Sloof, Balok/Kolom, Ring balok, Rencana atap)
      v.            Instalasi Listrik & Plafond
    vi.            Utilitas (Air bersih, air kotor, limbah)
  vii.            Detail-detail

2.      Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Setelah gambar rencana bangunan selesai dan sesuai apa yang diinginkan, proses selanjutnya adalah perhitungan rencana anggaran biaya. Dengan RAB ini kita akan mengetahui prediksi jumlah biaya yang harus disediakan, sehingga tidak terjadi kendala keuangan dipertengahan proses pembangunan. RAB sendiri bisa diminta kejasa arsitek atau perencana sebagai satu kesatuan dari gambar kerja. Tapi itu tergantung anda, apakah ingin satu paket atau dipisahkan.
3.      Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Dalam mendirikan bangunan, legalitas yang perlu ada adalah Surat Izin Mendirikan Bangunan dari instansi pemerintah terkait.
4.      Memilih Kontraktor /Pelaksana
Setelah kita memiliki gambar kerja, hitungan RAB, dan Surat izin mendirikan bangunan (IMB), maka proses selanjutnya adalah memilih siapa yanga akan melaksanakan proses pembangunan rumah. Dalam hal ini, perlu ketelitian dan ketepatan karena perlu tanggungjawab besar untuk melaksanakan pekerjaan. Kontraktor/pelaksana harus berkompeten dan berpengalaman dalam hal membangun rumah. Tidak jarang ditemukan suatu pekerjaan rumah tidak berkualitas dan terbengkalai karena kontraktor pelaksananya tidak bertanggung jawab.        

Ada beberapa sistem dalam pelaksanaan pembangunan, antara lain :

a)      Borongan Tenaga dan Material          
Dalam sistem ini pembangunan rumah sepenuhnya diserahkan kepada kontraktor seperti penyediaan tukang dan material sehingga biaya yang dikeluarkan pemilik biasanya lebih besar. Karena discount dari pembelian material menjadi milik kontraktor.
b)      Borongan Tenaga       
Sistem ini mengharuskan pemilik rumah untuk terlibat langsung dalam proses pembangunan rumah. Pemilik harus melakukan order bahan bangunan yang akan dipakai untuk pembangunan rumah. Disini pemilik rumah harus mengawasi alannya pembangunan, karena apabila ada ketidaksesuaian gambar maka bisa langsung diambil keputusan yang terbaik.
c)      Tenaga Harian
Pelaksanaan pekerjaan menggunakan tenaga yang dibayar harian sesuai dengan standar upah ditempat tersebut. Sebaiknya pekerja yang dipakai memiliki keahlian dan pengalaman, sehingga kualitas pekerjaan bisa dijaga.
Setelah proses diatas terpenuhi, maka tinggal pelaksanaan dilapangan. Lebih baik anda memiliki time schedule pelaksanaan untuk mengontrol jalannya pembangunan. Ketepatan waktu sangat diperlukan untuk menekan biaya pelaksanaan.

B.     Pelaksanaan Pembangunan Rumah     Berikut beberapa tahap dalam pelaksanaan pembangunan rumah :

Berikut beberapa tahap dalam pelaksanaan pembangunan rumah :
       I.            Pekerjaan Awal
1.      Pengukuran

Yang dimaksud dengan pengukuran adalah sebelum memulai pekerjaan, untuk menentukan posisi dari bangunan dilakukan pengukuran batas-batas, volume pengukuran adalah dihitung dg satuan lumpsum, missal diperkirakan dikerjakan 2 hari dengan 2 tukang, sehingga perhitungan sbb ,upah tukang Rp.50.000, maka biaya 50.000 x 2 x 2 = Rp. 200.000.
2.      Bowplank
Digunakan untuk membantu menentukan As atau letak titik dari bangunan, dengan cara membuat pagar menggunakan papan 2/15 dipaku pada kayu ukuran 5/7 sebagai tiang, dibuat dengan jarak 1 meter dari as bangunan dipasang keliling bangunan.
Misal rumah ukuran 6 x 7 , maka volume bowplank adalah (6+1+1)+(7+1+1)=17 m.
Harga dan kebutuhan material dapat dilihat pada Analisa pekerjaan.


    II.            Pekerjaan Galian dan urugan

1.       Galian
Adalah pekerjaan menggali yang berhubungan dengan pembuatan pondasi, dalam dan lebarnya pondasi ditentukan oleh type pondasi. Misal lebar bawah pondasi 70 cm, maka lebar dari galian adalah 70 cm ditambah kiri 10 cm kanan 10 cm menjadi 70 + 20 = 90 cm, sedangkan kedalaman galian juga ditentukan oleh keadaan tanah baik, tetapi kalau kondisi tanah biasa umumnya kedalaman galian 70 cm, maka volume galian adalah 0.9 m x 0.7 m x panjang pondasi = satuan m3, sedangkan untuk menentukan berapa jumlah tenaga atau upah dapat dilihat analisa pekerjaan galian.
2.      Urugan
Adalah pekerjaan mengurug lantai bangunan, volume dihitung luas bangunan dikalikan tinggi urugan satuan m3, kebutuhan material urugan dan jumlah tenaga atau upah dapat dilihat padaanalisa pekerjaan.
3.      Mengurug kembali
Adalah mengurug bekas galian pondasi, volume biasanya dihitung 1/3 dari volume galian, contoh volume galian 60 m3 maka urugan kembali adalah 60 m3/3 = 20 m3.

 III.            Pekerjaan Pondasi

1.     

Lantai Kerja
Adalah suatu item pekerjaan yang lokasinya dibawah pondasi (lihat pondasi Rumah), lantai kerja dapat berupa urugan pasir dengan tebal 10 cm, pasangan batu kali kosong, atau beton dengan campuran 1:3:5 tebal 5 s/d 10 cm. cara perhitungan adalah luas dikalikan tebal dengan satuan m3, kebutuhan material dan upah lihat analisa pekerjaan.
2.      Pasangan Pondasi
Pondasi yang kami maksudkan disini adalah pondasi batu kali (stal) untuk bangunan rumah lantai 1, cara menghitung volume hitung semua panjang pondasi kemudian dikalikan tinggi pondasi, dan dikalikan (lebar atas+lebar bawah dibagi 2), satuan m3.
Contoh: panjang seluruh pondasi 50 meter, tinggi pondasi 0,7 meter, lebar atas pondasi 0.3 meter lebar bawah pondasi 0.7 meter, maka volumenya adalah 50 x 0,7 x ((0,3+0,7)/2) = 17,5 m3.
 IV.            Pekerjaan Beton

1.      Sloof
Yang dimaksud dengan sloof adalah struktur bangunan yang berada diatas pondasi untuk lebih jelas lihat sloof rumah lantai 1 dan 2.
Cara menghitung volume sebagai berikut : untuk volume beton panjang total sloof x lebar x tinggi = satuan m3.
Untuk perhitungan jumlah besi beton, pertama yang dicari adalah jumlah begel, dengan cara panjang total sloof dibagi jarak begel ditambah 1 = jumlah begel, jumlah begel dikalikan panjang satu begel = panjang total besi beton yang dibutuhkan.
Misal sloof 15/20, begel d 8 – 15, panjang total 25 meter, jumlah begel = (25/0.15)+1=167,6 bh = 168 bh, sedangkan panjang satu begel = ((15 -5)x 2)+((20-5) x 2)= 50 cm, maka total besi beton untuk begel adalah 0,5 x 168 = 84 meter, satu batang besi beton panjang standar adalah 12 m, 84/12= 7 batang. Untuk menghitung besi beton tulangan pokok yaitu dengan cara jumlah tulangan pokok dikalikan panjang total.
Sedangkan untuk perhitungan RAB besi beton tidak dihitung,yang ditampilkan adalah volume beton.
2.      Kolom
Cara menghitung Volume adalah tentukan atau hitung jumlah kolom kemudian dikalikan tinggi kolom,sehingga mendapat total panjang kolom x lebar x tinggi = volume kolom satuan m3.
3.      Ring balk.
Cara menghitung volume sama dengan perhitungan sloof dan kolom
    V.            Pekerjaan Dinding

1.       Pasangan Bata.

Dinding pasangan bata ada 2 cara menghitung yaitu dengan cara perhitungan luas dan dengan cara perhitungan isi, untuk perhitungan isi jarang sekali digunakan, akan tetapi bila suatu saat dibutuhkan dengan cara perhitungan isi, caranya adalah luas x tebal, untuk tebal tergantung jenis pasangan bata, pasangan 1 bata atau ½ bata ,untuk ukuran 1 bata yaitu 30 cm sedangkan ukuran ½ bata 15 cm.
Cara menghitung luas pasangan bata adalah sebagai berikut, pertama hitung keliling dari dinding, kalikan dengan tinggi dinding, dan dikurang luas dari daun jendela,daun pintu,boven, satuan m2.
2.       Plesteran
Volume plesteran adalah 2 x dari volume pasangan bata.
3.       Acian
Sama dengan cara menghitung volume plesteran tetapi dikurangi, daerah yang tidak di aci seperti dinding keramik dll.
4.      Sponengan atau tali air
Sponengan atau tali air adalah batas antara kusen dan plesteran, bila lebar kusen kurang dari lebar dinding (15 cm) maka batas antara kusen dan plesteran disebut sponengan, sedangakan bila lebar kusen sama dengan lebar dinding maka batas antara kusen dan plesteran disebut tali air.
 VI.            Pekerjaan Kusen dan Pintu, Jendela

1.      Pembuatan Kusen

Cara perhitungan kusen pada RAB ada 2 macan yaitu dengan satuan jadi, atau m3, untuk satuan m3 yaitu hitung semua panjang dari bahan pembuat kusen kemudian dikalikan dengan tebal dan lebar dari kayu, satuan m3.Kebutuhan material dan upah dapat dilihat pada analisa pekerjaan.
2.      Daun Pintu.
Daun pintu ada beberapa macam, missal daun pintu panil atau doble plywood, dalam perhitungan volume untuk RAB biasanya di hitung perunit.
3.      Pasang Kusen Pintu dan Jendela
Volume pemasangan bermacam-macam, antara lain dg cara panjang keliling kusen, perlubang, atau perunit.
4.      Pasang Daun Pintu dan Jendela
Volume pemasangan dihitung perunit, diluar pemasangan kunci tanam, hak angin, slot.
VII.            Pekerjaan Rangka Atap.

1.      Pembuatan Kuda-Kuda
Volume dihitung dengan satuan m3, yaitu panjang total bahan dikalikan dimensi kayu yang dipakai.
Contoh, panjang total bahan yang digunakan untuk kuda-kuda adalah 25 meter kayu yang digunakan 8/12 maka volume adalah 25 x 0.08 x 0.12 = 0.24 m3.untuk harga dapat dilihat analisa pekerjaan.
2.      Pembuatan Gording.
Yang dimaksud dengan pembuatan gording adalah pembuatan sambungan antara gording, satuan adalah m3, cara mencari volume sama dengan cara mencari volume pada perhitungan kuda-kuda.
3.      Pembuatan Jurai.
Sama dengan pembuatan gording,
4.      Pembuatan Balok Nok.
Sama dengan pembuatan gording, dan Jurai. Untuk ketiga item pekerjaan tersebut dimensi kayu biasanya sama hanya letak saja yang membedakan nama item pekerjaan.
5.      Pasang Kuda-kuda.
Yang dimaksud pasang kuda-kuda biasanya disebut erextion kuda-kuda, adalah pemasangan kuda-kuda dilokasi tempatnya kuda-kuda. Tidak membutuhkan material tambahan karna kuda-kuda dipasang setelah dibuat. Biaya biasanya diambil 50 % dari biaya pembuatan kuda-kuda. Begitu juga untuk pemasangan jurai,gording,balok nok. Satuan volumenya adalah m3.
6.      Pasang Papan Suri.
Yang dimaksud dengan papan suri adalah, papan yang letaknya diatas balok nok, yang berfungsi untuk menahan kerpus, ukuran yg digunakan biasanya 2/20 dapat juga lebih kecil atau lebih besar sesuai kebutuhan dilapangan. Satuan volumenya adalah m’.
7.      Pasang Usuk.
Usuk biasanya menggunakan kayu ukuran 4/6 atau 5/7, yg sering digunakan adalah kayu ukuran 5/7, untuk atap yg menggunkan asbes atau seng tidak memakai usuk, cukup dengan gording. Perhitungan usuk yaitu luas dengan satuan m2. kebutuhan matererial dan upah lihat analisa pekerjaan.
8.      Pasang Alumunium poil.
Pemasangan alumunium poil dimaksudkan untuk mengurangi panas dan mencegah tampias saat terjadi hujan yang disertai angin, bahan yang digunakan tidak mutlak alumunium poil, dapat diganti dengan karpet atau seng plat. letak alumunium poil adalah diantara usuk dan reng. Satuannya adalah m2.
9.      Pasang Reng.
Reng ukuran yang digunakan ada dua macam yaitu 2/3 atau ¾,tergantung jenis genteng yang dipakai, untuk genteng beton biasanya menggunakan ukuran ¾ , perhitungan reng adalah sama dengan menghitung usuk yaitu luas dengan satuan m2.(luas reng sama dengan luas dari usuk).
10.  Pasang Genteng
Genteng ada beberapa jenis, akan tetapi yang umum adalah genteng beton dan genteng keramik. Perhitungan volume adalah luas dengan satuan m2. biasanya sama dengan luas reng maupun usuk.
11.  Pasang talang
Talang ada beberapa jenis bahan yang digunakan, talang seng, talang PVC, talang beton, untuk setiap jenis bahan cara perhitungan volume berbeda-beda, untuk talang yang terbuat dari seng volume nya adalah luas dengan satuan m2, talang yang terbuat dari PVC volumenya adalah panjang dengan satuan m’, sedangkan untuk talang beton dapat dihitung dengan m3 ataupun m2.
12.  List plank
List plank ada beberapa jenis bahan yang digunakan, yaitu bahan dari kayu, beton, pvc, fiber dll, tetapi saat ini list plank yang sering digunakan adalah terbuat dari kayu dan beton, perhitungan volume ada yang menggunakan m’,m2,m3. perhitungan volume tidak mengikat.
VIII.            Pekerjaan Penggantung dan Pengunci.

1.      Rangka Plafond
Rangka plafon ada beberapa jenis bahan yang digunakan, yaitu rangka kayu 4/6, rangka besi (bermacam-macam). Untuk perhitungan volume kalau menggunkan kayu biasanya dihitung luas, sedangkan untuk besi dihitung dengan berat (kg).
2.      Pasang Plafon

Plafon bermacam-macam dari jenis bahan yang digunakan, seperti, bahan kayu, eternit, asbes plat, plywood, gibsum dll, untuk perhitungan volume adalah luas dengan satuan m2.
3.      Pasang Kunci tanam, grendel, hak angin.
Perhitungan menggunkan satuan unit, atau buah.
4.     


\
.
Pasang Kaca

Pemasangan kaca yaitu dengan perhitungan luas satuan m2.
5.      List plafond
Yang dimaksud dengan list plafon adalah list yang berada dipinggir pertemuan antara plafond dengan dinding, tujuan pemasangan list, agar terlihat rapi. Satuan volume adalah m’
 IX.            Pekerjaan Lantai dan keramik.

1.      Beton Lantai 1:3:5
Yang dimaksud dengan beton lantai, biasanya disebut floor, atau plesteran lantai, tebal beton lantai untuk rumah tinggal mulai dari 5 cm sampai dengan 10 cm. sebelum lantai diplester sebaiknya diberi urugan pasir setebal 10 cm. Untuk perhitungan volume lantai beton m3, tetapi kadang-kadang ada yang membuat m2.
2.      Pasang keramik lantai utama dan wc.
Pemasangan keramik lantai volume yang digunakan adalah luas dg satuan m2.
3.      Pasang Keramik Dinding.
Pemasangan keramik dinding volume yang digunakan adalah luas dg satuan m2.
    X.            Pekerjaan Sanitasi
1.      Pasang Saluran air bersih pvc ¾”.


Perhitungan volume adalah panjang dengan satuan m’.
2.      Pasang Saluran Air kotor pvc 4″
Perhitungan volume adalah panjang dengan satuan m’.
3.      Pasang Closet, kran
Perhitungan volume adalah buah atau unit.
4.      Pembuatan Septick tank atau beerput.
Septick tank atau beerput adalah suatu tempat untuk menampung kotoran manusia, perbedaan septick tank dan beerput adalah dari bentuk mdan bahan yang digunakan akan tetapi fungsinya sama.
Septick tank bahan yang digunakan adalah pasangan bata, dengan ukuran persegi panjang, sedangkan kalau beerput bahan yang digunakan buis beton diameter 80 cm s/d 90 cm. biasanya perhitungan volume adalah unit (lansung jadi).


5.      Saluran Peresapan atau Sumur Peresapan.
Saluran peresapan atau sumur peresapan adalah suatu bangunan yang berfungsi sebagai peresapan air dari buangan septick tank. Volume perhitungan adalah unit.
 XI.            Pekerjaan Phinising.
1.      Pekerjaan Cat tembok, plafon, kusen, daun pintu dan jendela.
Perhitungan Volume nya adalah luas dengan satuan m2.
XII.            Pekerjaan Instalasi listrik.
Pekerjaan instalasi listrik volume pekerjaan menggunakan titik, sedangkan harga sesuai dengan ketentuan PLN.
XIII.            Pembersihan Akhir.


Yang dimaksud dengan pekerjaan pembersihan akhir, adalah pekerjaan pembersihan sisa sisa material atau kotoran-kotoran aikibat dari pekerjaan, seperti pembersihan kamar mandi, lantai, kusen dari debu-debu, karna volumenya tidak bisa dihitung maka menggunakan satuan LS atau lump sum.

2 komentar:

Bottom Ad [Post Page]