Muhammad Novriyansyah

Terus Belajar, Terus Berkembang !

Water Resource Management

Life

Post Page Advertisement [Top]

Menyampaikan Islam dengan Kebaikan

Menyampaikan Islam dengan Kebaikan

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dakwah adalah warisan daripada Rasulullah SAW, kepada umatnya, kepada kita.

Sebuah aktivitas istimewa yang hanya Allah berikan kepada para Nabi-Nya, pada Rasul-Nya dan yang akhirnya diberikan kepada umat Islam karena umat Islamlah, umat yang terakhir untuk menyampaikan dakwah kepada seluruh alam.

Maka dakwah ini digolongkan sebagai salah satu amal yang paling mulia di dalam Al Qur’an dengan Firman 
Allah SWT :
Audzubillahi minas syaitan nirrajim
Bismilahirrahmanirrahim
Waman ahsanu qaulan mimman da’aa ilallaahi wa ‘amila sholihaw wa qoola innani minal muslimiin.
“Dan perkataan manakah yang lebih baik daripada orang-orang yang berdakwah di jalan Allah dan mereka beramal amal saleh dan mereka berkata ‘Sesungguhnya kami adalah bagian bagi kaum muslimin’”

Karena dakwah ini sebetulnya adalah menyampaikan kebenaran yang datang daripada Allah SWT
Sebuah aktivitas yang mulia, sebuah aktivitas yang baik, yang tentu saja harus dilaksanakan dengan cara yang baik

Namun kadang kala tatkala menyampaikan aktivitas dakwah ini, kita sering kali lupa, bahwa menyampaikan kebenaran haruslah dengan kebaikan.
Dan kadang kadang pula tatkala kita berdakwah, kita lupa bahwa Rasulullah SAW pun mendapatkan banyak cacian, cercaan, banyak cobaan, banyak siksaan, bahkan pemboikotan, dan segala sesuatu yang tidak enak. 
Mengapa ?
Karena ini perkara mulia yang disampaikan oleh para Nabi, maka dia senantiasa mendapatkan tantangan, dia senantiasa mendapatkan hambatan, dan tatkala orang mendapatkan itu banyak orang yang lupa bahwa mereka harus senantiasa bersabar sebagaimana yang Nabi mencontohkan kepada kita.

Allah SWT berfirman didalam Al Qur’an
Idfa' billati Hiya ahsan
Jika kita mendapatkan keburukan, kejelekan, kesulitan, dalam dakwah ini, maka tolaklah kejahatan itu dengan kebaikan. Maka jangan balas kejahatan itu dengan kejahatan.
Karena mengapa ? Karena dakwah tidak memerluka itu.

Didalam Hadistnya Rasulullah sampaikan kepada kita “Jika ada orang yang mencela engkau dengan aibmu jangan balas mencela dia dengan aibnya.”
Mengapa ?
Karena dosanya kelak dia akan tanggung, bukan dirimu yang akan tanggung.
Bukan apa yang keluar dari lisan orang lain yang engkau harus permasalahkan, tapi apa yang keluar dari lisanmu, itulah yang bermasalah.

Karena engkau tidak akan mendapatkan dosa ketika banyak orang mencelamu, tapi ketika sekali engkau mencela orang maka dosanya yang engkau dapat.

Karena inilah Islam, dakwah disampaikan dengan cara yang baik, ketika kita ingin menerapkan syari’at Allah maka kita pun mencontohkan dengan baik, kita memberikan tauladan kepada orang-orang lain, kita memberikan contoh bagi orang-orang lain bahwa akhlak adalah cara yang termudah untuk mendakwahkan Islam.

Tidak mudah mengkafirkan orang lain, kita tidak mudah untuk menganggap orang lain salah, memahami apa yang mereka lakukan lalu mengantarkan yang baik pada mereka, membuat mereka cendrung kepada Islam inilah yang harus kita lakukan.

Dan apabila ada orang yang sekali lagi yang mengahalangi jalan dakwah, mereka menghambat jalan dakwah inilah sunatullah dakwah dan kita harus bersabar pada mereka.

Kita harus tetap baik pada mereka, kita mengantarkan akhlak ini pada manusia, Semuanya…
Maka inilah yang dicontohkan Rasulullah Muhammad SAW.

Maka menjadilah kita seperti imam sya’bi, yang tatkala ia dicela, ia sampaikan kepada yang mencelanya :
Jika perkataanmu bohong, maka mudah-mudahan Allah mengampunimu
dan bila perkataanku yang salah, maka semoga Allah mengampuniku

Manapun yang benar, apakah Allah mengampuninya atau Allah mengampuni kita, semuanya baik dimata kita.

Dan ketika kita membalas mencela orang-orang yang mencela kita, maka itu sebuah kebaikan bagi dia, justru itu yang ia harapkan.

Apapun yang kita dapatkan ambil saja yang baiknya.

Kadang-kadang nasehat itu memang dilempar ke muka, sehingga muka kita merasa sakit. kadang-kadang diselipkan ke kantong kita, kadang-kadang diberikan dengan pujian
Maka yang manapun ambil saja nasihatnya yang baik, yang lain jangan di pedulikan.

Lebih baik kita berfokus bagaimana caranya kita berdakwah di jalan Allah, bagaimana kita caranya untuk menerapkan Al Quran, bagaimana menerapkan Al Quran, lalu bagaimana mendakwahkannya ke tengah-tengah umat sampai umat ini memahami sampai tertarik dengan Islam lalu menerapkan Islam.

Inilah tugas kita dalam berdakwah, apalagi berdakwah dalam syari’ah dan khilafah
Sebuah hal besar, maka akhlak kita pun harus menjadi besar. Diri kita juga harus lapang terhadap hal-hal yang menggunggah kita untuk membalas.
Balaslah kalaupun mau membalas dengan balas yang lebih baik

Idfa' billati Hiya ahsan (“Tolaklah [kejahatan itu] dengan cara yang lebih baik”)


Felix Y. Siauw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]