DIK, UJIAN NASIONALMU

Dik, ujian Nasionalmu telah selesai.

Bagaimana rasanya setelah semua usai ?
Pastilah lega dan bahagia.
Dan memasuki libur panjang akan membuatmu ingin bernostalgia dengan teman sekolah.

Lalu bagaimana proses ujiannya ?
Masihkah sama, tetap kecurangan adanya ?
Jangan jangan kecurangan yang ku maksud sudah tidak disebut kecurangan ?
Karena sudah kebiasaan..

Ini sakit yang vatal bagi generasi penerusmu, Dik.
Karena sakit ini belum mengena pada organ vital, sehingga kita tak tersadarkan.
Mungkin paling kama tersadarkan ketika kita berada diujung kematian.

Pendidikan merupakan proses pembentukan karakter, pola pikir dan sikap, Dik.
Jikalau kebiasaan dalam kecurangan, mencontek, berada di dalam pendidikan.
Bagaimana nasib kita, teman teman kita, Dik ?
Bisakah nilai ujianmu menyelamatkanmu dari siksa neraka ?

Sudah, tinggalkan kecurangan ini, Dik..
Kita bersama bertobat, dan menjahui perilaku ini dan berjanji tak mengulangi.
Jikalau berada di perkuliahan lakukanlah hal baik dan benar hingga menghapuskan catatanmu yang kelam..

Hingga kebenaran benar benar menjadi pandangan kebaikan kembali nanti, semoga engkau mengambil bagian.