Lelaki setengah baya yang gagah penampilannya dan berani berkelahi melawan segala jenis hantu itu, tahukah anda apa yang dia lakukan ?
Dia menangis. Menangis. Terisak-isak.
Alangkah sepi hidupnya. Alangkah lengang jalan yang di tempuhnya. Ketika berjuta-juta orang lari dari kenyataan melalui jalan tol minuman keras, keasyikan shalat, dan omong besar serta kesuntukan di dunia kampus yang hanya bertabur kata-kata kosong : Markesot menangis sejadi-jadinya.
Dia menggunakan yang orang lain telah memendamnya. Dia menumpahkan air mata yang orang lain telah menggantikannya dengan kesanggupan untuk tertawa-tawa di tengah simpang siur duka derita. Dia bukan lagi anak bangsanya. Bangsa yang kesanggupan hidupnya adalah menyelesaikan masalah secara psikologis dan subjektif. Yakni, dengan menganggap tak ada persoalan. Dengan memupus problem, pasrah, dan menyulap kesengsaraan menjadi komedi.
"Aku bukan tidak memahami bahwa sebagian kita memang harus bersedia mengorbankan diri untuk suatu inisiatif kemajuan. Tetapi, kita juga tidak boleh menutup Mata dari kenyataan yang sebenarnya dari apa yang kita debut kemajuan itu.
Untuk Siapa sebenarnya sebuah bendungan, pabrik, jalan layang, toko-toko serba-ada dibangun?
Kau lebih paham dibandingkan aku tentang berapa struktur pembangunan kita ini makin hari makin menciptakan kesenjangan.
Tentang Kota menyerap desa, tentang pusat menyerap pinggiran, tentang atas menyerap bawah.
Aku tidak pernah bisa ingkar dari kalimat-kalimat mengiris bahwa kami semua orang-orang kecil ini betapapun memang hanya sekedar alas kaki dari sepatu hedonis orang-orang besar.
Untuk Siapa sebenarnya sebuah bendungan, pabrik, jalan layang, toko-toko serba-ada dibangun?
Kau lebih paham dibandingkan aku tentang berapa struktur pembangunan kita ini makin hari makin menciptakan kesenjangan.
Tentang Kota menyerap desa, tentang pusat menyerap pinggiran, tentang atas menyerap bawah.
Aku tidak pernah bisa ingkar dari kalimat-kalimat mengiris bahwa kami semua orang-orang kecil ini betapapun memang hanya sekedar alas kaki dari sepatu hedonis orang-orang besar.
" Emha Ainun Nadjib -Markesot Bertutur "Malu Aku Rasanya, Malu..."
---------
Pembangunan itu buat Siapa?
---------
Pembangunan itu buat Siapa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar