Pendahuluan
Pengelolaan sumber daya air (SDA) adalah salah satu pilar utama dalam mendukung ketahanan pangan, energi, dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sebagai negara kepulauan dengan populasi besar dan tantangan geografis yang kompleks, pengelolaan SDA menjadi prioritas strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi dan sosial.
Tahun 2024 menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk mengevaluasi pencapaian dan tantangan dalam pembangunan infrastruktur SDA. Sementara itu, tahun 2025 menjadi peluang besar untuk melaksanakan perbaikan strategis demi mewujudkan pengelolaan SDA yang lebih berkelanjutan. Artikel ini membahas pencapaian infrastruktur SDA di tahun 2024, tantangan yang dihadapi, serta rencana perbaikan yang akan dilaksanakan pada tahun 2025.
Pencapaian Infrastruktur Sumber Daya Air Tahun 2024
1. Peran Indonesia sebagai Tuan Rumah World Water Forum 2024
Salah satu momen bersejarah bagi Indonesia pada tahun 2024 adalah menjadi tuan rumah World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali. Forum ini menjadi ajang internasional yang mempertemukan para pemangku kepentingan untuk membahas isu-isu global terkait pengelolaan SDA. WWF 2024 tidak hanya menyoroti pentingnya kolaborasi lintas negara dalam pengelolaan air, tetapi juga membuka peluang investasi asing untuk mendukung pembangunan infrastruktur SDA di Indonesia (World Water Council, 2024).
2. Penyelesaian Proyek Infrastruktur Strategis
Beberapa proyek besar di bidang SDA berhasil diselesaikan pada tahun 2024, memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat dan sektor pertanian:
- Bendungan Tukul di Pacitan dan Bendungan Tapin di Kalimantan Selatan mulai dioperasikan, meningkatkan kapasitas penyimpanan air sekaligus mendukung irigasi pertanian dan pengendalian banjir (Kementerian PUPR, 2024).
- Modernisasi sistem irigasi di beberapa wilayah telah meningkatkan efisiensi distribusi air untuk lahan pertanian, memungkinkan peningkatan hasil panen.
- Penyediaan air bersih di daerah pedesaan menjadi fokus pemerintah, dengan peningkatan akses air bersih melalui pembangunan fasilitas pengolahan air minum dan jaringan distribusi yang lebih baik (KLHK, 2024).
3. Perkembangan Teknologi dalam Pengelolaan SDA
Penerapan teknologi modern, seperti penggunaan sensor kualitas air, mulai diujicobakan pada tahun 2024. Teknologi ini bertujuan untuk memantau dan meningkatkan kualitas air di sungai-sungai besar seperti Citarum dan Brantas, yang selama ini menghadapi tantangan pencemaran berat.
Namun, meskipun pencapaian ini patut diapresiasi, Indonesia masih menghadapi tantangan besar yang memengaruhi efektivitas pengelolaan SDA.
Tantangan Utama dalam Pengelolaan SDA Tahun 2024
1. Kerusakan Lingkungan yang Masif
Kerusakan lingkungan menjadi masalah utama yang terus menghambat pengelolaan SDA. Deforestasi dan konversi lahan gambut secara ilegal telah memperburuk sedimentasi sungai dan mengurangi kapasitas penyerapan air. Sungai-sungai besar, termasuk Citarum dan Brantas, menghadapi pencemaran yang disebabkan oleh limbah domestik, industri, dan pertanian (KLHK, 2024).
2. Ketimpangan Akses Air Bersih
Sebanyak 27% penduduk di pedesaan dan daerah terpencil masih mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses air bersih. Masalah ini diperparah oleh kurangnya infrastruktur pendukung dan distribusi air yang tidak merata. Dampaknya sangat nyata, mulai dari meningkatnya risiko penyakit hingga turunnya produktivitas ekonomi (UNICEF Indonesia, 2024).
3. Ketahanan terhadap Bencana Alam
Indonesia adalah salah satu negara yang paling rentan terhadap bencana alam seperti banjir, kekeringan, dan tanah longsor. Infrastruktur SDA yang ada sering kali tidak mampu menahan dampak bencana, sementara pendekatan mitigasi risiko belum sepenuhnya diimplementasikan.
4. Keterbatasan Pendanaan
Pendanaan untuk pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur SDA masih menjadi kendala besar. Keterbatasan alokasi anggaran dari pemerintah membuat proyek-proyek penting tertunda. Selain itu, keterlibatan sektor swasta dalam pembiayaan infrastruktur SDA masih sangat minim (Bappenas, 2024).
Rekomendasi Strategis dari Sidang Dewan SDA Nasional 2024
Dalam Sidang Pleno Dewan Sumber Daya Air Nasional 2024, sejumlah rekomendasi strategis diusulkan untuk mengatasi tantangan pengelolaan SDA. Rekomendasi ini mencakup beberapa pendekatan inovatif:
1. Diversifikasi Sumber Pendanaan
Pemerintah didorong untuk menggandeng sektor swasta melalui skema Public-Private Partnership (PPP). Skema ini diharapkan dapat mempercepat pembangunan infrastruktur SDA tanpa terlalu bergantung pada anggaran pemerintah (Kementerian PUPR, 2024).
2. Penerapan Tarif Air Minum yang Adil
Tarif air minum yang seragam dan adil perlu diterapkan di seluruh Indonesia untuk mengurangi ketimpangan akses. Pendapatan dari tarif ini juga dapat digunakan untuk mendanai pemeliharaan infrastruktur.
3. Konservasi Ekosistem DAS
Perlindungan kawasan hutan lindung, lahan gambut, dan DAS harus menjadi prioritas. Rehabilitasi ekosistem, seperti proyek restorasi DAS Citarum, dapat menjadi model untuk upaya konservasi skala nasional.
4. Inovasi Teknologi
Pemanfaatan teknologi seperti sistem irigasi pintar, sensor kualitas air, dan pembangkit energi terbarukan di bendungan dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan SDA serta mendukung upaya mitigasi perubahan iklim.
Rencana Perbaikan Infrastruktur SDA Tahun 2025
Memasuki tahun 2025, pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk memperkuat infrastruktur SDA. Total anggaran yang dialokasikan mencapai Rp 26,53 triliun, dengan fokus pada beberapa program berikut:
1. Penyelesaian Bendungan Baru
Sebanyak 17 bendungan baru dijadwalkan selesai pada tahun 2025, termasuk:
- Bendungan Rukoh (Aceh)
- Bendungan Tigadihaji (Sumatera Selatan)
- Bendungan Cibeet (Jawa Barat)
Bendungan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas penyimpanan air nasional hingga mendukung ketahanan pangan dan pengendalian banjir.
2. Rehabilitasi dan Pengembangan Jaringan Irigasi
- 2.000 hektar jaringan irigasi baru akan dibangun.
- 15.000 hektar jaringan irigasi yang rusak akan direhabilitasi untuk mendukung produktivitas pertanian dan memenuhi kebutuhan pangan nasional.
3. Penyediaan Air Baku
Pemerintah akan membangun embung, intake, dan sumur air tanah di daerah-daerah yang rawan kekeringan. Proyek ini bertujuan untuk memastikan pasokan air baku yang cukup, khususnya di wilayah strategis.
4. Infrastruktur Pengendalian Bencana
Pembangunan tanggul dan pengaman pantai akan ditingkatkan untuk melindungi wilayah pesisir dari banjir rob. Selain itu, sistem pengelolaan lahar gunung berapi akan diperbaiki untuk mengurangi risiko bencana di daerah vulkanik.
5. Revitalisasi Sistem Air Bersih
Distribusi air bersih akan diperluas ke wilayah yang belum terjangkau. Pemerintah juga akan membangun instalasi pengolahan air limbah domestik untuk meningkatkan kualitas lingkungan di kawasan perkotaan.
Kolaborasi Antar Lembaga dan Sektor
Keberhasilan pengelolaan SDA memerlukan kerja sama lintas sektor yang melibatkan pemerintah, swasta, dan masyarakat. Contohnya, Kementerian PUPR bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dalam penyediaan air untuk irigasi. Selain itu, sektor swasta dapat mendukung pengembangan teknologi dan pembiayaan melalui kemitraan publik-swasta.
Pentingnya Pendekatan Berbasis Ekosistem
Pendekatan berbasis ekosistem sangat penting dalam pengelolaan SDA yang berkelanjutan. Pengelolaan dari hulu hingga hilir memastikan keseimbangan antara kebutuhan manusia dan pelestarian lingkungan. Proyek restorasi DAS seperti Citarum Harum menunjukkan bahwa keberhasilan pengelolaan SDA tidak hanya bergantung pada infrastruktur fisik, tetapi juga pada pelibatan masyarakat dan kebijakan yang tepat.
Kesimpulan
Refleksi tahun 2024 menunjukkan bahwa meskipun terdapat banyak pencapaian, tantangan besar seperti kerusakan lingkungan, ketimpangan akses, dan keterbatasan pendanaan masih menjadi hambatan utama dalam pengelolaan SDA. Namun, dengan rencana strategis yang telah disiapkan untuk tahun 2025, Indonesia memiliki peluang besar untuk memperkuat ketahanan air nasional.
Dengan fokus pada pembangunan bendungan baru, rehabilitasi jaringan irigasi, dan kolaborasi lintas sektor, pengelolaan SDA di Indonesia dapat mendukung ketahanan pangan, energi, dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar